PENELITI telah mengembangkan sebuah alat berupa hidung elektronik yang bisa mengendus sel kanker melalui nafas kita. Alat ini mampu membedakan antara orang yang berpenyakit dan yang sehat.
Para peneliti pun percaya alat ini bermanfaat mengidentifikasi pasien penderita kanker leher dan kepala yang kerap terlambat didiagnosis. Mereka juga telah mengumpulkan contoh nafas dari 82 orang penderita kanker kepala dan leher, kanker paru-paru, atau yang terbebas dari kanker.
Alat bernama Nano Artificial Nose (NA-Nose) bisa membedakan molekul nafas pasien kanker kepala dan leher dengan individu sehat. NA-Nose juga bisa membedakan antara pasien kanker paru-paru dan orang sehat serta antara kanker kepala dan leher dengan pasien kanker paru-paru.
Peneliti utama Profesor Hossam Haick dari Technion Israel Institute of Technology mengatakan, "Ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan cara-cara baru dalam mendeteksi kanker kepala dan leher. Terlebih karena diagnosis penyakit ini tergolong rumit karena memerlukan pemeriksaan spesialis."
"Penelitian kami telah menunjukkan bahwa 'tes nafas' sederhana mampu melihat pola molekul pada pasien kanker kepala dan leher dalam penelitian skala kecil."
"Kami sekarang perlu menguji hasil ini dalam studi yang lebih besar untuk menemukan apakah metode ini bisa menciptakan metode skrining yang potensial."
Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Cancer Research edisi April 2011
mediaindonesia
Para peneliti pun percaya alat ini bermanfaat mengidentifikasi pasien penderita kanker leher dan kepala yang kerap terlambat didiagnosis. Mereka juga telah mengumpulkan contoh nafas dari 82 orang penderita kanker kepala dan leher, kanker paru-paru, atau yang terbebas dari kanker.
Alat bernama Nano Artificial Nose (NA-Nose) bisa membedakan molekul nafas pasien kanker kepala dan leher dengan individu sehat. NA-Nose juga bisa membedakan antara pasien kanker paru-paru dan orang sehat serta antara kanker kepala dan leher dengan pasien kanker paru-paru.
Peneliti utama Profesor Hossam Haick dari Technion Israel Institute of Technology mengatakan, "Ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan cara-cara baru dalam mendeteksi kanker kepala dan leher. Terlebih karena diagnosis penyakit ini tergolong rumit karena memerlukan pemeriksaan spesialis."
"Penelitian kami telah menunjukkan bahwa 'tes nafas' sederhana mampu melihat pola molekul pada pasien kanker kepala dan leher dalam penelitian skala kecil."
"Kami sekarang perlu menguji hasil ini dalam studi yang lebih besar untuk menemukan apakah metode ini bisa menciptakan metode skrining yang potensial."
Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Cancer Research edisi April 2011
mediaindonesia
0 comments:
Posting Komentar