Minggu, 19 Agustus 2012

Detik dan Republika Memuat Berita Palsu Tentang Profesor Yang Jadi Mualaf ??

Seorang kontributor kompasiana.com menulis sebuah tulisan yang berjudul : Perkembangan Terbaru dari “Republika dan Detik Menyebar Kebohongan dan Kesalahan pada Bulan Ramadhan?”. Setelah membaca artikelnya saya menjadi sangat tertarik karena menurut penulis tersebut situs berita Detik dan Republika telah menyebarkan berita bohong atau Hoax dan penulis juga menyayangkan kenapa pihak Detik dan Republika tidak meminta maaf atas berita bohong tersebut.

Setelah ditelusuri ternyata tulisan ini berawal dari adanya tulisan pada Republika yang berjudul : Ahli Fisika Ini Menjadi Mualaf Karena Matahari, Mengapa ?  Dan tulisan Detik yang berjudul ": para ilmuwan ini menjadi muslim setelah melakukan riset ilmiah “. Dibawah ini adalah screenshot-nya :

Pada kedua tulisan tersebut (detik dan rebublika) dilaporkan bahwa seorang professor fisika Ukraina yang bernama Demitri Bolykov menjadi mualaf setelah percobaannya membuktikan bahwa Matahari bisa terbit dari barat. Simaklah kedua gambar di atas, dan perhatikan foto “Demitry Bolykov” yang dipasang. Menurut kontributor kompasiana tersebut wajah yang ditampilkan pada tulisan tersebut sangat oriental padahal pada tulisan disebutkan profesor tersebut berkebangsaan ukraina, diapun mencari diinternet dan akhirnya diketahui bahwa wajah pada tulisan tersebut adalah Professor Xinsheng Sean Ling dari Universitas Brown.

Kontibutor kompasiana tersebut juga menyangsikan beberapa teori yang dikemukakan oleh “profesor Bemitry Bolykov” dan dikatakan bahwa teori tentang matahari yang terbit dari barat tidak didukung oleh penelitian yang akurat (baca infonya di :  http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan.

Setelah kontributor kompasiana tersebut memposting tulisan yang menyetakan bahwa tulisan pada Detik dan Republika adalah tidak benar /hoax yang diposting di : http://cocologi.tumblr.com dan http://media.kompasiana.com kemudian republika mengganti foto profesor palsu dengan gambar matahari tetapi ini beritanya masih sama, seperti terlihat pada screenshot ini :

berita palsu profesor jadi mualaf republika

Sedangkan pihak detik kemudian menghapus postingnya yang berjudul para ilmuwan ini menjadi muslim setelah melakukan riset ilmiah tersebut.

Kontributor kompasiana tersebut juga memuat tulisan kedua di kompasiana yang berjudul : Perkembangan Terbaru dari “Republika dan Detik Menyebar Kebohongan dan Kesalahan pada Bulan Ramadhan?” pada tulisan tersebut penulis  masih menyayangkan sikap Republika dan Detik yang tidak meminta maaf atas penyebaran berita “palsu” , tidak membuat klarifikasi dan tidak meminta maaf kepada Professor Xinsheng Sean Ling dari Universitas Brown.

 

sumber : http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/08/20/perkembangan-terbaru-dari-republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan-pada-bulan-ramadhan/

http://cocologi.tumblr.com/post/29722010061/republika-dan-detik-menyebar-kebohongan-dan-kesalahan

http://ramadan.detik.com/read/2012/08/16/112331/1993014/631/4/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah992204cbr

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/08/19/m8l2t8-ahli-fisika-ini-jadi-mualaf-karena-matahari-mengapa-1

5 comments:

  • Anonim says:
    20 Agustus 2012 pukul 09.56

    linknya masih aktif kok di detik:

    http://ramadan.detik.com/read/2012/08/19/200639/1995122/631/3/para-ilmuwan-ini-menjadi-muslim-setelah-melakukan-riset-ilmiah

  • indoheadline says:
    22 Agustus 2012 pukul 17.49

    Saat menulis artikel saya coba buka link-nya ternyata posting di website detik.com sudah tidak tersedia (dihapus), nah kemungkinan detik mengganti isi berita dengan yang ada di link Anda.

  • Unknown says:
    7 Februari 2013 pukul 06.03

    Jangan khawatir,kalaupun benar matahari terbit dari barat,hal tersebut terjadi kemungkinan masih ribuan tahun lagi.sama seperti tumbuhan yang melakukan perkawinan baru diketahui 1400th kemudian,jadi untuk siapapun pintu taubat masih terbuka dalam jangka waktu yang lama....silakan bersenang senang.......

  • Unknown says:
    7 Februari 2013 pukul 19.22

    MENGGUGAT......!
    Mustinya yang melakukan cocologi jangan cuma quran dong! bukankah masih banyak kitab dari agama lain misal injil,weda dll.coba juga dong melakukan cocologi/pencocok cocokkan,ada yang cocok gak dengan fakta ilmiah di abad modern ini? dan satu lagi,kalau pakai ilmu cocologi biasanya yang cocok cuma satu tapi yang gak cocok lebih banyak lagi,tapi kalau semuanya cocok apa masih bisa dibilang ilmu cocologi.........?

  • Unknown says:
    7 Februari 2013 pukul 19.28

    Dalam kasus faktor kebetulan juga teorinya sama,faktor kebetulan itu terjadi hanya sesekali,namun bila sudah berkali kali apa masih bisa juga dibilang faktor kebetulan.....?

Posting Komentar