Senin, 11 Juni 2012

Popularitas NASDEM Mengancam Golkar dan Demokrat

Popularitas dan gagasan perubahan yang disampaikan Partai NasDem mengancam partai-partai lain. Terutama Partai Golkar dan Partai Demokrat.
Proses transisi politik, kejenuhan, dan reformasi partai yang belum tuntas, membuat para pemilih beralih ke partai baru yang prospektif, yang memiliki basis ideologi kuat dan mencerminkan pluralitas.

partai nasdem

Hal ini dikatakan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro dan pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens di Jakarta, Rabu (30/5/2012).

Siti menjelaskan, gagasan perubahan yang diusung NasDem membuat publik menengok partai baru ini. Apalagi partai yang saat ini eksis tidak menjawab kebutuhan masyarakat. Terbukti, banyak tuntutan dan gugatan publik terhadap parpol saat ini.

“Yang terancam dengan kehadiran NasDem adalah Partai Golkar, karena semua insfrastruktur partai itu digunakan oleh NasDem. Juga Partai Demokrat dengan berbagai persoalan yang mendera,” kata Siti.

NasDem, katanya, akan diminati karena tidak ada memori negatif yang akan diingat masyarakat dan ini menjadi amunisi untuk menang. “Pemilih kita memang lagi ganjen yang namanya perubahan. Karena itu, gagasan NasDem menjadi daya tarik tersendiri untuk para pemilih,” ujarnya yakin.

Boni Hargens menambahkan, jelang Pemilu 2014, dalam konteks transisi politik yang belum tuntas, salah satu isu mendasar yang krusial adalah reformasi kepartaian.

“Yang dibutuhkan Indonesia untuk keberhasilan demokratisasi adalah partai yang memiliki basis ideologi kuat, dan mencerminkan pluralitas. PDI-P dan Partai Golkar cukup menonjol dalam aspek pluralisme ini,” katanya.

Akan tetapi dua partai tua ini, tidak bisa dijadikan jawaban atas kondisi kerumitan proses transisi politik. Kegagalan dibeberapa dimensi, antara lain dalam menciptakan pemerintahan yang bersih.

"Sementara semua partai menengah baru, yang juga masuk kategori partai tengah, mengalami titik balik yang kritis, terkait skandal korupsi dan berbagai kasus lain seperti yang dialami Partai Demokrat," ungkapnya.

http://www.tribunnews.com

0 comments:

Posting Komentar